bagi yang punya kepentingan mau download or sekedar melihat-lihat ya dipersilakan.....
Minggu, 03 Juni 2012
Perpisahan Kelas 9 SMP PUSRI
Nah sobat blogger semuanya, skrang waktunya utk foto-foto perpisahan kelas 9 SMP PUSRI...
bagi yang punya kepentingan mau download or sekedar melihat-lihat ya dipersilakan.....
bagi yang punya kepentingan mau download or sekedar melihat-lihat ya dipersilakan.....
Jumat, 09 Maret 2012
nothing to say... :p
dah alam gk posting di blog neh, buat postingan gaje dulu ah..
kali ini korbannya......liat ndiri yach...hehehhehe
check this out :p.
kali ini korbannya......liat ndiri yach...hehehhehe
check this out :p.
Minggu, 22 Januari 2012
SURAT DARI SANG MAHA PENCIPTA
Saat kau terbangun di pagi hari, AKU memandangimu dan berharap engkau akan berbicara kepadaKU, walaupun hanya sepatah kata meminta pendapatKU atau bersyukur kepadaKU atas suatu hal yang indah yang terjadi dalam hidupmu hari ini atau kemarin...
Tetapi AKU melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja. AKU kembali menanti saat engkau sedang bersiap, AKU tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapaKU, tetapi engkau terlalu sibuk...
Disuatu tempat, engkau duduk di sebuah kursi selama 15 menit tanpa melakukan apapun. kemudian AKU melihat engkau menggerakan kakimu. AKU berfikir engkau akan berbicara kepadaKU tetapi engkau berlari ke telephone, dan menelephone seorang teman untuk mendengarkan gosip terbaru. AKU melihatmu saat engkau pergi bekerja dan aku menanti dengan sabar sepanjang hari...
Dengan semua kegiatanmu AKU berfikir engkau terlalu sibuk untuk mengucapkan sesuatu kepadaKU. sebelum makan siang AKU melihatmu memandang ke sekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepadaKU, itulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukan kepalamu. engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu berbicara dan menyebut namaKU dengan lembut sebelum mereka menyantap rizki yang KUberikan, tetapi engkau tidak melakukannya...
Yah, tidak apa - apa masih ada waktu yang tersisa dan AKU berharap engkau akan berbicara kepada KU, meskipun saat engkau pulang ke rumah kelihatannya seakan - akan banyak hal yang harus kau kerjakan. setelah tugasmu selesai engkau menyalakan TV, AKU tidak tahu apakah engkau suka menonton TV atau tidak, hanya saja engkau selalu kesana dan menghabiskan banyak waktu setiap hari didepannya, tanpa memikirkan apapun dan hanya menikmati acara yang ditampilkan. kembali AKU menanti dengan sabar saat engkau menonton TV dan menikmati makananmu tetapi kembali kau tidak berbicara kepada KU...
Saat tidur KU pikir kau merasa terlalu lelah. setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ke tempat tidur tanpa sepatahpun nama KU kau sebut...
Tidak apa - apa karena mungkin engkau tidak menyadari bahwa AKU selalu hadir untukmu. AKU telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari. AKU bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar terhadap orang lain. AKU sangat menyayangimu, setiap hari AKU menantikan sepatah kata doa, pikiran atau ucapan syukur dari hatimu...
Baiklah, engkau bangun kembali dan kembali AKU menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberi KU sedikit waktu untuk menyapa KU. Tapi yang AKU tunggu... ah, tak jua kau menyapa KU. dari detik ke detik, dari menit ke menit, dari jam ke jam, hingga hari berganti lagi, kau masih mengacuhkan AKU. tak ada sepatah kata, tak ada seucap doa, dan tak ada rasa, tak ada harapan dan keinginan untuk bersujud kepada KU...
Apakah salah KU pada mu? rizki yang AKU limpahkan, kesehatan yang AKU berikan, Harta yang AKU limpahkan, makanan yang AKU hidangkan, anak - anak yang AKU rahmatkan, apakah hal itu tidak membuatmu ingat kepada KU??
Percayalah AKU selalu mengasihimu, dan AKU tetap berharap suatu saat kau akan menyapa KU, memohon perlindungan KU, dan bersujud menghadap KU....
Yang selalu menyertaimu setiap saat...
SANG PENCIPTA
TKP
Tetapi AKU melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja. AKU kembali menanti saat engkau sedang bersiap, AKU tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapaKU, tetapi engkau terlalu sibuk...
Disuatu tempat, engkau duduk di sebuah kursi selama 15 menit tanpa melakukan apapun. kemudian AKU melihat engkau menggerakan kakimu. AKU berfikir engkau akan berbicara kepadaKU tetapi engkau berlari ke telephone, dan menelephone seorang teman untuk mendengarkan gosip terbaru. AKU melihatmu saat engkau pergi bekerja dan aku menanti dengan sabar sepanjang hari...
Dengan semua kegiatanmu AKU berfikir engkau terlalu sibuk untuk mengucapkan sesuatu kepadaKU. sebelum makan siang AKU melihatmu memandang ke sekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepadaKU, itulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukan kepalamu. engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu berbicara dan menyebut namaKU dengan lembut sebelum mereka menyantap rizki yang KUberikan, tetapi engkau tidak melakukannya...
Yah, tidak apa - apa masih ada waktu yang tersisa dan AKU berharap engkau akan berbicara kepada KU, meskipun saat engkau pulang ke rumah kelihatannya seakan - akan banyak hal yang harus kau kerjakan. setelah tugasmu selesai engkau menyalakan TV, AKU tidak tahu apakah engkau suka menonton TV atau tidak, hanya saja engkau selalu kesana dan menghabiskan banyak waktu setiap hari didepannya, tanpa memikirkan apapun dan hanya menikmati acara yang ditampilkan. kembali AKU menanti dengan sabar saat engkau menonton TV dan menikmati makananmu tetapi kembali kau tidak berbicara kepada KU...
Saat tidur KU pikir kau merasa terlalu lelah. setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ke tempat tidur tanpa sepatahpun nama KU kau sebut...
Tidak apa - apa karena mungkin engkau tidak menyadari bahwa AKU selalu hadir untukmu. AKU telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari. AKU bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar terhadap orang lain. AKU sangat menyayangimu, setiap hari AKU menantikan sepatah kata doa, pikiran atau ucapan syukur dari hatimu...
Baiklah, engkau bangun kembali dan kembali AKU menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberi KU sedikit waktu untuk menyapa KU. Tapi yang AKU tunggu... ah, tak jua kau menyapa KU. dari detik ke detik, dari menit ke menit, dari jam ke jam, hingga hari berganti lagi, kau masih mengacuhkan AKU. tak ada sepatah kata, tak ada seucap doa, dan tak ada rasa, tak ada harapan dan keinginan untuk bersujud kepada KU...
Apakah salah KU pada mu? rizki yang AKU limpahkan, kesehatan yang AKU berikan, Harta yang AKU limpahkan, makanan yang AKU hidangkan, anak - anak yang AKU rahmatkan, apakah hal itu tidak membuatmu ingat kepada KU??
Percayalah AKU selalu mengasihimu, dan AKU tetap berharap suatu saat kau akan menyapa KU, memohon perlindungan KU, dan bersujud menghadap KU....
Yang selalu menyertaimu setiap saat...
SANG PENCIPTA
TKP
Sabtu, 21 Januari 2012
Awal dari Perpisahan
Pagi adalah sebuah awal hari dimana semua dimulai...
Sebuah pagi adalah saat kita semua bertemu, di tempat yang baru dengan orang-orang yang tidak kita ketahui, Memulai hari dengan canggung karena memang bingung dan belum mengenal,namun akhirnya Kita mencoba berbicara, tertawa bersama-sama dan merasa seperti seorang sahabat...
Satu hari kita lewati,masih terasa canggung
Tujuh hari kita lewati, kita mulai saling mengenal...
Seratus hari kita lalui, kita tahu tentang mereka...
Seribu hari kita lalui, kita tahu isi hati mereka...
Kita semua ternyata sama.
Ada tawa,duka,canda,cerita,yang telah kita satukan,sampai akhirnya kita telah membuat dunia dalam keceriaan,kebersamaan dan tentang persahabatan yang akan membuat kita merasa bersatu dan takkan terpisahkan,Sampai akhirnya ketika kita berhadapan pada perpisahan...
Ada yang meninggalkan dan di tinggalkan.
Aku menangis tanpa suara dan juga air mata,Kemarin mugkin kita masih bertemu di hari yang sama, namun sekarang kita tidak lagi di tempat yang sama.
Aku terdiam, mencoba memutar sesuatu....satu demi satu.
Yang ku coba putar adalah memori yang tak ku inginkan untuk memudar,Ruang itu masih tetap sama walau di isi oleh mereka yang berbeda,namun tetap takan ku lupakan di tempat itu...tempat yang membuat kita bertemu sampai akhirnya di pisahkan,tempat kita tertawa,bercanda,dan menyatukan pikiran....
sampai akhirnya aku sadar.....
perpisahan bukanlah akhir dari segalannya, masih banyak yang harus di lakukan di masa yang akan datang, air mata yang berintihan hanyalah sebuah pertanda bahwa kita masih belum bisa menerima kenyataan, tapi kita harus bisa menerima kenyataan itu dengan cara perpisahan yang kita lalui, dan mengambil pelajaran dari apa yang telah kita dapat dari perpisahan itu...
apa yang telah kita lakukan kemarin akan menentukan bagaimana kita sekarang.
dan apa yang telah kita lakukan sekarang akan menentukan masa depan kita yang akan datang...
TKP
Sebuah pagi adalah saat kita semua bertemu, di tempat yang baru dengan orang-orang yang tidak kita ketahui, Memulai hari dengan canggung karena memang bingung dan belum mengenal,namun akhirnya Kita mencoba berbicara, tertawa bersama-sama dan merasa seperti seorang sahabat...
Satu hari kita lewati,masih terasa canggung
Tujuh hari kita lewati, kita mulai saling mengenal...
Seratus hari kita lalui, kita tahu tentang mereka...
Seribu hari kita lalui, kita tahu isi hati mereka...
Kita semua ternyata sama.
Ada tawa,duka,canda,cerita,yang telah kita satukan,sampai akhirnya kita telah membuat dunia dalam keceriaan,kebersamaan dan tentang persahabatan yang akan membuat kita merasa bersatu dan takkan terpisahkan,Sampai akhirnya ketika kita berhadapan pada perpisahan...
Ada yang meninggalkan dan di tinggalkan.
Aku menangis tanpa suara dan juga air mata,Kemarin mugkin kita masih bertemu di hari yang sama, namun sekarang kita tidak lagi di tempat yang sama.
Aku terdiam, mencoba memutar sesuatu....satu demi satu.
Yang ku coba putar adalah memori yang tak ku inginkan untuk memudar,Ruang itu masih tetap sama walau di isi oleh mereka yang berbeda,namun tetap takan ku lupakan di tempat itu...tempat yang membuat kita bertemu sampai akhirnya di pisahkan,tempat kita tertawa,bercanda,dan menyatukan pikiran....
sampai akhirnya aku sadar.....
perpisahan bukanlah akhir dari segalannya, masih banyak yang harus di lakukan di masa yang akan datang, air mata yang berintihan hanyalah sebuah pertanda bahwa kita masih belum bisa menerima kenyataan, tapi kita harus bisa menerima kenyataan itu dengan cara perpisahan yang kita lalui, dan mengambil pelajaran dari apa yang telah kita dapat dari perpisahan itu...
apa yang telah kita lakukan kemarin akan menentukan bagaimana kita sekarang.
dan apa yang telah kita lakukan sekarang akan menentukan masa depan kita yang akan datang...
TKP
Terimakasih Ayah, telah menunjukkan betapa miskinnya kita
Suatu ketika seseorang yang sangat kaya mengajak anaknya mengunjungi sebuah
kampung dengan tujuan utama memperlihatkan kepada anaknya betapa
orang-orang bisa sangat miskin.
Mereka menginap beberapa hari di sebuah daerah pertanian yang sangat miskin.
Pada perjalanan pulang, sang Ayah bertanya kepada anaknya. "Bagaimana perjalanan kali ini?"
"Wah, sangat luar biasa Ayah"
"Kau lihatkan betapa manusia bisa sangat miskin" kata ayahnya.
"Oh iya" kata anaknya
"Jadi, pelajaran apa yang dapat kamu ambil?" tanya ayahnya.
Kemudian si anak menjawab.
"Saya saksikan bahwa :
Kita hanya punya satu anjing, mereka punya empat.
Kita punya kolam renang yang luasnya sampai ke tengah taman kita dan mereka memiliki telaga yang tidak ada batasnya.
Kita mengimpor lentera-lentera di taman kita dan mereka memiliki bintang-bintang pada malam hari.
Kita memiliki patio sampai ke halaman depan, dan mereka memiliki cakrawala secara utuh.
Kita memiliki sebidang tanah untuk tempat tinggal dan mereka memiliki ladang yang melampaui pandangan kita.
Kita punya pelayan-pelayan untuk melayani kita, tapi mereka melayani sesamanya.
Kita membeli untuk makanan kita, mereka menumbuhkannya sendiri.
Kita mempunyai tembok untuk melindungi kekayaan kita dan mereka memiliki sahabat-sahabat untuk saling melindungi."
Mendengar hal ini sang Ayah tak dapat berbicara.
Kemudian sang anak menambahkan "Terimakasih Ayah, telah menunjukkan kepada saya betapa miskinnya kita."
Betapa seringnya kita melupakan apa yang kita miliki dan terus memikirkan apa yang tidak kita punya.
Apa yang dianggap tidak berharga oleh seseorang ternyata merupakan dambaan bagi orang lain.
Semua ini berdasarkan kepada cara pandang seseorang.
Membuat kita bertanya apakah yang akan terjadi jika kita semua bersyukur kepada Tuhan sebagai rasa terima kasih kita atas semua yang telah disediakan untuk kita daripada kita terus menerus khawatir untuk meminta lebih.
TKP
Mereka menginap beberapa hari di sebuah daerah pertanian yang sangat miskin.
Pada perjalanan pulang, sang Ayah bertanya kepada anaknya. "Bagaimana perjalanan kali ini?"
"Wah, sangat luar biasa Ayah"
"Kau lihatkan betapa manusia bisa sangat miskin" kata ayahnya.
"Oh iya" kata anaknya
"Jadi, pelajaran apa yang dapat kamu ambil?" tanya ayahnya.
Kemudian si anak menjawab.
"Saya saksikan bahwa :
Kita hanya punya satu anjing, mereka punya empat.
Kita punya kolam renang yang luasnya sampai ke tengah taman kita dan mereka memiliki telaga yang tidak ada batasnya.
Kita mengimpor lentera-lentera di taman kita dan mereka memiliki bintang-bintang pada malam hari.
Kita memiliki patio sampai ke halaman depan, dan mereka memiliki cakrawala secara utuh.
Kita memiliki sebidang tanah untuk tempat tinggal dan mereka memiliki ladang yang melampaui pandangan kita.
Kita punya pelayan-pelayan untuk melayani kita, tapi mereka melayani sesamanya.
Kita membeli untuk makanan kita, mereka menumbuhkannya sendiri.
Kita mempunyai tembok untuk melindungi kekayaan kita dan mereka memiliki sahabat-sahabat untuk saling melindungi."
Mendengar hal ini sang Ayah tak dapat berbicara.
Kemudian sang anak menambahkan "Terimakasih Ayah, telah menunjukkan kepada saya betapa miskinnya kita."
Betapa seringnya kita melupakan apa yang kita miliki dan terus memikirkan apa yang tidak kita punya.
Apa yang dianggap tidak berharga oleh seseorang ternyata merupakan dambaan bagi orang lain.
Semua ini berdasarkan kepada cara pandang seseorang.
Membuat kita bertanya apakah yang akan terjadi jika kita semua bersyukur kepada Tuhan sebagai rasa terima kasih kita atas semua yang telah disediakan untuk kita daripada kita terus menerus khawatir untuk meminta lebih.
TKP
Berapa sih gaji Papa? (sebuah Renungan)
Seperti biasa Roy, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Surabaya, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Sarah, putri pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan pintu untuknya. Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama.
“Kok, belum tidur ?” sapa RoY sambil mencium anaknya.
Biasanya Sarah memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari.
Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga,
Sarah menjawab, “Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ?”
“Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?”
“Ah, enggak. Pengen tahu aja” ucap Sarah singkat.
“Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp. 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja. Sabtu dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayo ?”
Sarah berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar sementara Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi.
Ketika Roy beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Sarah berlari mengikutinya.
“Kalo satu hari Papa dibayar Rp. 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp.40.000,- dong” katanya.
“Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur” perintah Roy.
Tetapi Sarah tidak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian, Sarah kembali bertanya, “Papa, aku boleh pinjam uang Rp. 5.000,- enggak ?”
“Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini ? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah”.
“Tapi Papa?”
Kesabaran Roy pun habis. “Papa bilang tidur !” hardiknya mengejutkan Sarah.
Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.
Usai mandi, Roy nampak menyesali hardiknya. Ia pun menengok Sarah di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Sarah didapati sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya.
Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Roi berkata, “Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Sarah. Tapi buat apa sih minta uang malam-malam begini ? Kalau mau beli mainan, besokkan bisa. Jangankan Rp. 5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih” jawab Roy
“Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini”.
“lya, iya, tapi buat apa ?” tanya Roy lembut.
“Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga puluh menit aja. Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga. Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya ada Rp. 15.000,- tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,- maka setengah jam aku harus ganti Rp. 20.000,-. Tapi duit tabunganku kurang Rp. 5.000, makanya aku mau pinjam dari Papa” kata Sarah polos.
Roy pun terdiam. ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk “membeli” kebahagiaan anaknya.
Kamis, 19 Januari 2012
Tombol Shortcut Keyboard
Key Ctrl +
N :
New Document
O :
Open Document
S :
Save
Z :
Undo
Y :
Redo
P : Print
X :
Cut
C :
Copy
V :
Paste
D : Change Font Type
[ : Change Font Size
(Smaller)
] : Change Font Size
(Bigger)
B :
Bold
I :
Italic
U :
Underline
= :
Subscript (X2)
Shift +
: Superscript (X2)
L :
Left Alignment
E :
Center Alignment
R :
Right
J :
Justify
1 :
1 Line
2 :
2 Lines
5 :
1,5 Lines
A : Select All
F : Find
H : Replace
G : Go To
K : Insert Hyperlink
M : Adjust Ruler (Indentation
- Forward)
T : Adjust Ruler (Hanging –
Forward)
W : Close Document
Shift + F3 :
Change Case
Shift + F4 :
Home
Shift + F5 :
End
F7 :
Check Spelling n Grammar
F12 :
Save As…
Langganan:
Postingan (Atom)